PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN

  1.                Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Misalkan dengan bertambah penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas, maka akan mennimbulkan masalah-masalah, contohnya angka pengangguran akan bertambah tinggi, semakin meningkatnya angka kemiskinan, banyak anak usia sekolah yang tidak tertampung sehingga timbul sebuah kejahatan atau kriminalitas lain dalam hal tersebut.
Adapun perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai sekarang dan perkiraan sampai tahuun 2006 adalah sebagai berikut :
a.      Perkembangan Penduduk Dunia Tahun 1830 – 2006
Tahun
Jumlah Penduduk
Perkembangan Pertahun
1830
1 Milyard
-
1930
2 Milyard
1%
1960
3 Milyard
1,7%
1975
4 Milyard
2,2%
1987
5 Milyard
2%
1996
6 Milyard
2%
2006
7 Milyard
2%
Sumber : Iskandar , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia
Jika dilihat dari tabel diatas, pertumbuhan penduduk semakin cepat. Sebanding dengan penggandaan penduduk (double population) dan jangka waktunya pun semakin singkat. Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
                                                      
b.      Penggandaan Penduduk
Tahun Penggandaan
Perkiraan Penduduk Dunia
Waktu
800 SM
5 Juta
-
1650 Tahun
500 Juta
1500
1830 Tahun
1 Milyard
180
1930 Tahun
2 Milyard
100
1975 Tahun
4 Milyard
45
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
c.       Faktor-Faktor Demografi Penduduk
Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun. Penambahan / pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor  demografi  sebagai berikut :
  1. Kematian (Mortalitas)
  2. Kelahiran (Ferilitas)
  3. Migrasi
Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat / rate. Tingkat / rate itulah yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 100 penduduk.
d.       Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate / CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun perjumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1000 orang. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus:
o   D = jumlah kematian
o   Pm = jumlah penduduk pertengahan tahun
o   K = Konstanta = 1000
Penduduk pertengahan tahun ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
o   Pm =
o   Pm = P1 +
o   Pm = P2
Pm = jumlah penduduk pertengahan tahun
P1 = jumlah penduduk awal tahun
P2 = jumlah penduduk akhir tahun
e.       Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : umur, jenis kelamin, pekerjaan. Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat lematian menurut umur (specific death rate). Dengan ini dapat menunjukan hasil yang lebih teliti, dan oleh karena itu dibuat rumus sebagai berikut :
D1 = kematian penduduk kelompok umur 1
Pm = jumlah penduduk pada pertengahan tahun kelompok umur 1
K =konstanta = 1000
f.       Fertilisasi (Kelahiran Hidup)
Pengukuran fertilisasi tidak sederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
a.       Sulit memperoleh data statistik lahir hidup karena banyak bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran.
b.      Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak  (tetapi meninggal hanya sekali).
c.       Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan memiliki anak makin menurun.
d.      Didalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja.
Ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan.
a.       Facubdity (kesuburan)
Facundity adalah lebihh diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mampunya anak.
b.      Fertility (fertilitas)
Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau kelompok wanita. Tinggi rendahnya kelahiran dalam suatu penduduk erat hubungannya dan tergantung pada : struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta, pembangunan ekonomi. Tingkat kelahiran ini terbagi menjadi tiga macam.
Tingkat kelahiran kasar (Crude Rate Birth/CBR). Tingkat kelahiran kasar adalah jumlah kelaahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :
o   B = jumlah kelahiran hidup pada suatu dunia pada suatu tahun tertentu
o   Pm = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
o   K = Konstanta = 1000
Angka kelahiran umum (General Fertility Rate/GFR). Angka kelahiran umum adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif. Jadi untuk menghitung angka kelahiran ini diperlukan jumlah penduduk wanita usia produktif. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :
o   B = jumlah kelahiran hidup suatu daerah pada suatu tahun tertentu
o   Fm = jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun
o   K = konstanta = 1000
Tingkat kelahiran khusus (Age Specific Fertility Rate/ASFR). Tigkat kelahiran khusus menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok usia produktif. Ukuran ini lebih baik daripada ukuran diatas. Jadi kalau d tiliskan dengan rumus adalah sebagai berikut :
B1 = jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur 1 tahun
Fm = jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun dalam kelompok umur 1
K = konstanta = 1000
g.      Migrasi
a.       Pengertian
Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Bila migrasi dikaitkan dengan unsur waktu di tempat yang baru misalnya 6 bulan. Sedangkan bagi mereka yang pernah pindah tempat tinggal kurang dari batas itu disebut melakukan mobilitas sirkuler.
Migrasi ini adalah merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Adapun langkah-langkah seorang imigran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain terlebih dahulu ingin mengetahui lebih dahulu faktor-faktor sebagai berikut :
a.       Persediaan sumber alam
b.      Lingkungan sosial budaya
c.       Potensi ekonomi
d.      Alat masa depan
Dengan mengetahui faktor-faktor di muka setidaknya terhindar dari akibat negative. Disamping itu mereka juga memikirkan berbagai rintangan yang memungkinkan dihadapi selama proses migrasi.
Model kaitan mekanisme migrasi dari Lee.
0 + 0 – 0 + 0
0 – 0 – 0 + 0 -
0 – 0 + 0 – 0 -
- 0 + 0 + – 0 +
+ 0 – 0 – - + 0
0 – 0 -+ 0 – 0+
0 – - 0 + 0 – 0
0 – 0 -+ 0 – +
Arah
sasaran
+ = Tracting (menarik)
0 = netral
= repulsing
= hambatan
Dengan adanya intervening obstacles (rintangan antara) maka timbul dua proses migrasi yaitu :
  1. Migrasi bertahap
  2. Migrasi langsung

Transit




Origin (asal)
Distrination (sasaran)
Migrasi bertahap
Migrasi langsung

b.      Macam-Macam Migrasi
a)      Migrasi internasional
a.       Emigrasi, yaiut keluarnya penduduk dari suatu Negara ke Negara lain. Pelakunya disebut emigrant
b.      Imirgrasi, yaiutu masuknya penduduk dari suatu Negara ke Negara lain. Pelakunya disebu imigran.
c.       Remigrasi, yaiut perpindahan penduduk dari suatu Negara lain ke Negara asalnya.
b)      Migrasi nasional
a.       Urbanisasi, yaiut perindahan penduduk dari desa ke kota.
b.      Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya. Pelakunya disebut transmigran.
c.       Jenis jenis transmigrasi sebagai beikut.
a.       Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah.
b.      Transmigrasi spontan (swadaya), yaitu transmigrasi atas usaha dan keinginan masyarakat sendiri.
c.       Transmigrasi sektoral, yaitu transmigrasi yang dibiyai oleh pemerintah daerah asal dan daerah tujuan sebesar 50%.
d.      Transmigrasi lokal, yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya, tetapi masih dalam satu wilayah.
c.       Akibat Migrasi
a)      Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Sebagai akibat penduduk yang rata-rata masih muda tersebut memungkinkan pertumbuhan penduduk semakin pesat di kota.
b)      Migrasi interregional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya migrasi ineregional pertumbuhannya menjadi sangat pesat.
c)      Migrasi antar Negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hail sensus penduduk pada tahun 1971 samapai dengan 1980 migrasi masuk hanya ada 0,61% dan migrasi keluar hanya sebesar 0,57% pertahun.
Dari sudut pandang sosiologi tidak ada perbedaan dasar antara migrasi nasional dengan internasional. Dalam kedua peristiwa tersebut terjadi proses yang sama mengenai pengambilan keputusan perubahan-milia dan penyesuaian sosial.
Aspek sosiologis migrasi adalah adanya proses melepaskan diri dari suatu struktur sosial dan masuk kedalam struktur sosial atau pada kultur yang lain dengan problematika penyesuaian yang timbul dari padanya. Menurut Pallard komposisi penduduk ditribusi statistik. Sedangkan menurut Josepx Y Spengler dan Otis Douley Duncan komposisi penduduk dapat diartikan sebagai gabungan frekuensi penyebaran cirri-ciri terukur atau variable-variabel lain dari anggota-anggotanya.
Berdasarkan dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komposisi penduduk merupakan pengelompokkan daripada penduduk yang memiliki karakteristik tertentu. Komposisi menurut umur dan jenis kelamin mempunya peranan yang sangat penting hanya dapat mengetahui :
a.       Pertumbuhan penduduk di suatu daerah termasuk cepat atau lambat
b.      Rasio ketergantungan
c.       Jumlah wanita dalam jumlah produktif
d.      Jumlah tenaga kerja yang tersedia
e.       Berdasarkan tempat tinggal
f.       Berdasarkan piramida bentuk
Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk daerah cepat atau lambat dapat juga dilihat dari bentuk piramida penduduk. Keadaan struktur penduduk yg berbeda akan menunjukan bentuk piramida yang berbeda pula.
h.      Struktur Penduduk
Dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin, umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a.       Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.
b.      Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.
c.       Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo.
Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan) penduduk negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu:
a.       Struktur penduduk muda : bila suatu negara atau wilayah sebagian besar penduduk usia muda.
b.      Struktur penduduk dewasa : bila suatu negara sebagian besar penduduk berusia dewasa.
c.       Struktur penduduk tua : bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk berusia tua.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik yang dinamakan piramida penduduk.
Ada tiga jenis piramida penduduk :
  1. Piramida stasioner
Bentuk piramida ini menggambarkan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.
  1. Piramida penduduk muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang
  1. Piramida penduduk tua
Bentuk piramida ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali.
i.        Rasio Ketergantungan (Depedenncy of Ratio)
Dari komposisi penduduk menurut umur dipakai untuk menghitung rasio ketergantungan. Yang dimaksud rasio ketergantungan ialah angka yang menunjukan perbandingan jumlah penduduk dengan golongan umur. Batas golongan umur produktif kerja masing-masing daerah/Negara berbeda. Sehingga dengan demikian rasio ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jadi semakin tinggi jumlah penduduk usia muda dan jompo makin besar rasio ketergantungan. Sebagai ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :
o   DR < 62,33% (baik)
o   DR > 62,33% (kurang baik)
Penggolongan umur penduduk dalam kelompok produktif sangat berpengaruh dalam lapangan penghidupan produktivitas kerjanya dalam lapangan produksi.
Penggolongan menurut DW Sleumer :
o   0 – 14 gol belom produktif
o   15 – 19 gol kurang produktif
o   20 – 54 gol produktif
o   55 – 64 gol tidak produktif
o   65 > gol inproduktif
Golongan menurut Sumbang
o   0 – 15 gol belum produktif
o   16 – 64 gol produktif
o   65 > gol kurang produktif
Golongan menurut Widjojo, Pullerd dan John Clark
o   0 – 14 gol belum produktif
o   15 – 64 gol produktif
o   65 > gol tidak produktif
B.     Kebudayaan dan Kepribadian
Berbagai Antrophologi Budaya menunjukan bahwa terdapat korelasi di antara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota masyarakat, secara garis besar. Kebudayaan suatu bangsa adalah cermin kepribadian bangsa yang bersangkutan.
Setiap masyarakat memiliki sistem nilai dan sistem kaidah sebagai konkretisasi, nilai dan kaidah berisikan harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas. Sebaliknya segala yang berbeda dari corak kebudayaan mereka dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentangan dengan kodrat alam, dsb.
Sebagai contoh di Indonesia pada umumnya, apabila seseorang hamil dan tidak memiliki suami, ia adalah profil seorang yang telah melanggaar adat/kebiasaan suatu keluarga, masyarakat dan bangsa pada umumnya. Sebab ia melanggar secara langsung atau tidak lingkungan masyarakat di mana ia berdomisili akan memberikan sanksi atas perbuatannya. Akan tetapi jika kasus ini terjadi di Negara barat umumnya mungkin dianggap biasa saja, karena tata budaya dan kepribadian yang sudah ada dan menjadi adat/kebiasaan dari daerah/bangsa masing-masing.
Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dilakukan sebagai hokum adat. Di luar itu, cirri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakat/bangsa, juga tecermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari.
Namun tak hanya kesan negative yag timbul dari kebudayaan barat, adapula kesan positif yang dicerminkan para turis yang berkunjung ke Indonesia.
Ciri khas kepribadian suatu bnagsa dalam bentuk lain dapat sia amati dalam macam ragam karya budayanya. Seperti karya budaya/karya seni tari, seni pahat/seni ukir, sni sastra, seni bangunan, atau dalam bentuk ragam pakaian adat, berbagai ragam budaya dari ke bhinekaan suku-suku bangsanya.
Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka  menolong, memiliki sifat gotong royong adalah cirri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Republik Indonesia, dan terpatri dalam cirri khas kepribadian bangsa  Indonesia.
a.      Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia.
Pada zaman batu sampai zaman logam, upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia, mulai dari zaman batu samapai zaman logam. Berdasarkan pendapat para ahli prehistoric, ternyata zaman batu itupun terbagi dalam :
  1. Zaman batu tua (Paleolithikum)
  2. Zaman batu muda (Nwolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam.
Kapak genggam semacam itu kita kenal dari eropa, afrika, asia tengah. Tetapi, kapak genggam tidak didapati orang di asia tenggara. Berdasarkan para ahli bangsa proto Austronesia membawa kebudayaan kapak batu besar maupun kecil. Berasal dari cina selatan , menyebar kearah selatan, dan kemudian menyebar ke Sumatra, jawa, Kalimantan barat, nusa tenggara sampai flores, dan Sulawesi.
Bersamaan dengan proses penyebaran kapak, tersebar pula bahasa Proto Austronesia. Dengan itu bahasa aoustronesia sebagai bahasa induk di ASEAN, khususnya Indonesia, dikemudian hari munculah bahasa melayu dan kemudian menjadi bahasa Indonesia sebagi bahasa resmi.
Zamana batu muda (Neolithikum) membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat keperluan kehidupan terjadi. Manusia-manusia zaman batu mulai memiliki kepandaian mengecor/mencairkan logam. Oleh karena itu mereka membuat aneka ragam senjata berburu dan berperang.
Bangsa Proto Austronesia yg masuk semenanjung indoChina kw Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, yang diantaranya senjata tajam dan kapak dari perunggu.
b.      Kebudayan Hindu, Budha, dan Islam
a)       Kebudayaan Hindu Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Perpaduan dan akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan.
Hindu yang berasal dari india itu berlangsung luwes dan mantap, sekitar abad ke-5 ajaran Budha masuk ke Indonesia. Khususnya ke Pulau Jawa. Budhaisme dikatajan lebih maju dibandingkan dengan Hinduisme.
Walaupun demikian kedua agama itu berkembang di Indonesia secara berdampingan secara damai. Diantara keduanya melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam segi bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, dan kebanyakan berkembang di pulau Jawa.
b)      Kebudayaan Islam
Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah di kembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut wali Sanga, dan titik sentral penyebaranya berada di pulau jawa. Dan masuknya agama Islam ke pulau jawa berlangsung secara damai.
Pada abad ke-15 kerajaan maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah Negara-negara pantai yang dapat merongsong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Dalam proses pengembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam.
Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut terbesar di seluruh Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
c.       Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan barat. Awal kebudayaan barat masuk ke Negara Indonesia ketika penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang, berlanjut dengan pemerintahan kolonialis belanda. Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan berkembang dua lapis sosial.
  1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh.
  2. Lapisan sosial kaum pegawai.
Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan barat mulai di berlakukan di sekolah-sekolah, sehingga menjadi syarat utama mencapai kenaikan kelas.
Akhirnya masih disebut sebagai pengaruh budaya barat yang masuk ke dalam Indonesia, ialah agama katholik dan agam Kristen Protestan. Penyebaran ini dilakukan di daerah-daerah yang belum pernah mengalami pengaruh agam Hindu, Budha atau Islam. Karena sudah menjadi watak kepribadian orang timur umunya, bahwa menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikan kebudayaan yang baru dengan kebudayaan lama.
Sehubungan dengan itu, penjelasan UUD ’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia adalah kebudayaan yang timbul  sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Lebih lanjut, dalam penjelasan UUD ’45 itu juga ditunjukkan kearah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan adab budata dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaab bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Namun itu belum sepenuhnya diterima merata sebagai pemilik nasional. Lebih jauh dikatakan bahwa kebudayaan modern sekarang yang berpangkal pada ilmu, ekonomi, dan kemajuan teknologi dengan cirri otonominya, juga goncang, sehingga merendahkan martabat umat manusia.
Dalam keadaan rawan seperti ini sesungguhnya sangat manguntungkan bagi pembangunan kebudayaan Indonesia, yakni dengan falsafah Pancasila. Pancasila sebagai rumusan kepercayan kepada realitas, sesungguhnya sejalan dengan rumusan humanisme baru yang tumbuh menjadi hasrat umum zaman mutakhir.


 

REFERENSI

Amalia, M. (2010, Oktober 9). Tugas ISD. Retrieved September 20, 2011, from http//miraamalia.wordpress.com/: http//miraamalia.wordpress.com/2010/10/09/tugas-isd/
Istiqomah, S. (2008). Intisari Pengetahuan Sosial Lengkap (IPSL) SD. Jakarta: PT. Kawan Pustaka.
Triyono. (2009, Oktober 19). KOMPOSISI PENDUDUK . Retrieved September 25, 2011, from http://slamet-triyono.blogspot.com/: http://slamet-triyono.blogspot.com/2009/10/komposisi-penduduk.html

Thanks for visiting my blog and don't hesitate to ask me guys
EmoticonEmoticon